BERANI BERBUAT BERANI BERTANGGUNG
JATUH dan GAGAL, ditambah TAKUT merasuk hati-akal-sanubari, fatal bagi pria mana pur. Terlebih nama baik penentu kelangsungan kerja dan panggilan khusus IWAN K. KOSASIH. TAKUT adalah panah api ampuh musuh melesat menembusi pikiran dan kalbu, bahkan jiwa Anda dan siapa pun yang tak siaga berjaga dengan perisai iman.
Kala TAKUT mempertuan, memperdaya diri BERANI berbuat apa pun demi TAKUT, dusta menutupi dusta menjadi pemenjaraan diri, dari pengecut hingga pembunuh pun jadi. Bisakah TAKUT menjadi BERANI BERBUAT BERANI BERTANGGUNG JAWAB”? Siapa pembebasnya? Adakah pengharapan, pengampunan, kepercayaan dan kesempatan baginya? Ikuti cerita demi cerita pilihan yang segar-menarik-jujur dari awal hingga akhir buku biografi ini.
Ditulis oleh Iwan Kristanto Kosasih
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul, menanggung segala sesuatunya atau menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Berani berbuat berani bertanggung jawab?
Kalimat ini dapat diartikan bahwa seseorang dalam melakukan suati tindakan atau perbuat berarti seseorang itu juga berani bertanggung jawab atas perbuatan yang telah diperbuat. Karena ada sebab ada akibat atau ada perbuatan ada juga tanggung jawabnya. Semua perbuatan pasti selalu ada konsekuensinya yang harus dipertanggung jawabkannya. Perbuatan juga ada yang baik dan juga ada yang tidak baik, begitu pula dengan tanggung jawabnya. Akan tetapi manusia yang hebat itulah yang berani bertanggung jawab atas segala perbuatannya dalam arti yang lain adalah manusia yang tidak pernah lari dari kenyataan dan tanggung jawab walaupun sepahit apapun kenyataannya.
Karena itu setiap manusia juga harus wajib memiliki sifat atau rasa tanggung jawab atas segala perbuatannya. Berpikirlah sebelum bertindak, berpikir konsekuensinya yang harus dihadapi atas perbuatannya. Berbuatlah atau betindaklah perbuatan yang baik-baik yang tidak melanggar norma dan hukum, karena konsekuensinya juga akan memperoleh kebaikan juga, dan sebaliknya perbuatan yang tidak baik maka konsekuensinya juga tidak baik tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jadilah manusia yang bertanggung jawab atas segala perbuatannya yang telah dilakukan, karena setiap kehidupan pasti aka nada perbuatan yang dilakukan dan setiap perbuatan pasti akan dimintai pertanggung jawabannya kelak nanti baik di dunia ataupun di akhirat.
Dengan menjadi manusia yang bertanggung jawab kehidupan dalam bermasyarakat akan selalu rukun dan nyaman tidak ada konflik-konflik besar yang terjadi, sedangkan kehidupan pribadi juga terasa lebih tenang dan nyaman karena hidup dengan penuh rasa tanggung jawab tidak ada perasaan salah dan ketakutan dalam kehidupan karena setiap perbuatan berani dipertanggung jawabkan baik di dunia dan di akhirat. Dengan menjadi manusia yang bertanggung jawab juga akan berdampak tidak adanya suatu sifat atau kejadian-kejadian fitnah atau menuduh orang lain,karena tidak perlu menuduh atau mencurigai seseorang andai saja setiap manusia memiliki rasa tanggung jawab
Manusia pasti harus berjuang dalam memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu, manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Sang Pencipta-nya.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya ia sudah menjadi bagian kehidupan dari manusia, karena setiap manusia pasti akan dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa dia agar melakukan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu : dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang berkepentingan dengan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakat.
Sebagai contoh, jika seseorang mencuri barang milik orang lain, kemungkinan di dunia tidak akan terjadi apa apa terhadapnya. Namun, ketika di akhirat nanti semua akan di pertanggung jawabkan dihadapan Allah swt. Jadi, berfikirlah sebelum melakukan sesuatu hal yang akan menjerumuskan anda ke dalam hal yang buruk.
Dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab itu adalah suatu kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain.
EBOOK - Berani Berbuat Berani Bertanggungjawab
Koleksi eBook yang dibeli akan dienskripsi dan diaktivasi di reader aplikasi khusus. untuk nama aplikasi dapat menghubungi sales admin kami. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ISBN 978-979-027-491-4 (PDF) 66 Halaman Kepengarangan : Miftah Farid Tahun Terbit Digital: 2021 Kategori : Pendidikan Karakter Diterbitkan : TITIAN ILMU CV Sinopsis: Berani berbuat berani bertanggung jawab. Bagaimana perasaan Anda, para remaja, ketika melihat remaja lain melakukan tindakan tidak terpuji atau memalukan, seperti kerapkali tawuran, bergabung dengan geng motor, mengonsumsi narkoba, dan melakukan seks bebas? Pasti sedih. Akan tetapi, perasaan sedih saja tidak cukup untuk menutup aib tersebut. Dibutuhkan penanaman mentalitas dan nilai-nilai kehidupan yang luhur dan mulia oleh para orang tua dan guru terhadap anak-anak kita dan para siswa. Berkaitan dengan semangat untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan upaya membentuk karakter pribadi remaja yang luhur, kami dengan antusias menerbitkan buku-buku bertemakan pendidikan karakter bangsa. Di dalam buku-buku tersebut, para remaja akan diajak untuk memahami, mempelajari, dan pada akhirnya sanggup melakukan perubahan mentalitas dan karakter yang selama ini negatif menjadi positif, kuat, dan menjadi kepribadian para remaja di kemudian hari. Kami berharap, dengan bekal mentalitas seperti itu, Anda sanggup menunjukkan siapa Anda sebenarnya. Jadilah Anda yang baru, yang memiliki karakter dan kepribadian luhur, mulia, dan tangguh. Segala pengaruh lingkungan yang negatif atau buruk harus dapat Anda hindarkan dan buang-buang jauh. Oleh karena itu, mulailah sekarang juga dari diri sendiri menanamkan mentalitas dan karakter mulia dan luhur. Jika tidak, kita tinggal menunggu hancurnya karakter dan kepribadian luhur dari generasi muda bangsa ini.
Apakah kita seorang pengecut?, tentu siapa saja yang ditanya seperti itu pasti akan menjawab, Saya bukan seorang pengecut, Saya seorang pemberani. Lalu dengan penuh semangat memberikan sejumlah alasan sebagai penguat argumentasi.
Padahal banyak alasan yang baru dibuat pada saat ditanya, bukan alasan berdasarkan fakta yang ada. Alasan yang dibuat demi membela diri.
Itulah yang kita hadapi sekarang, banyak orang mengaku pemberani tetapi perbuatannya selalu mengabarkan kepengecutan mereka dihadapan orang lain. Berani berbuat tapi tidak berani bertanggung jawab, lalu melempar bola panas ke orang lain.
Hebatnya lagi orang-orang ini biasanya lebih ‘beruntung’ dibandingkan orang lain, dengan pengalamannya mereka mampu menapak ke posisi yang lebih tinggi. Mereka bisa memanfaatkan orang lain untuk kepentingan sendiri.
Sementara orang2 dibawahnya hanya mendapatkan sisa-sisa.
Dari mulai lingkungan keluarga terkecil, kadang kita tidak berani mengaku salah, kepada istri, kepada anak, kepada keluarga terdekat, kata maaf lebih susah untuk terucap. Bertanggung jawab lebih susah dilakukan kepada orang2 terdekat kita.
Di lingkungan pekerjaan dan masyarakat juga sama, semakin banyak orang yang berani berbuat, tapi lupa dan lari dari kewajiban untuk bertanggung jawab. Ada orang yang hobinya memanfaatkan orang lain, kemudian memetik hasil kerja keras orang lain, ada juga orang yang sibuk menyalahkan orang lain ketika masalah datang, demi keselamatan diri sendiri.
Mereka ada dimana-mana, dan salah satunya mungkin kita. Sungguh luar biasa, saking anehnya tidak memahami bahwa kita adalah seorang pengecut. Berani berbuat tapi tidak berani bertanggung jawab, sering terjadi di kehidupan kita.
Jangan2 inilah kepribadian kita yang baru. Pribadi pengecut, pribadi penjilat. Demi kepentingan sendiri, mempersulit orang lain.
Mudah2an kita semua segera sadar, dan berani bertanggung jawab atas segala perbuatan yang kita lakukan.
Cikarang/14 Februari 2012/22.56
Mari intropeksi diri sekali lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Dare to do should dare to take responsibility
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..